Bimas Islam, Pilar Pembinaan Umat di Tengah Dinamika Sosial

BERITA UTAMA, OPINI12 Dilihat

Dalam menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks, peran Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) kian krusial dalam membina kehidupan keagamaan umat. Melalui pendekatan spiritual dan kultural, Bimas Islam hadir untuk memperkuat harmoni sosial, toleransi antarumat, serta kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI menegaskan bahwa Bimas Islam tidak sekadar urusan ibadah, tetapi juga mencakup pemberdayaan ekonomi, penguatan keluarga, pendidikan keagamaan, hingga penyelesaian konflik sosial.

“Islam tidak hanya mengatur hablum minallah (hubungan dengan Allah), tetapi juga hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia). Maka, pembinaan masyarakat menjadi kunci menciptakan kehidupan yang damai dan berkeadaban,” ungkap seorang penyuluh agama dalam wawancara lokal.

Ruang Lingkup dan Program Strategis

Ruang lingkup Bimas Islam sangat luas. Mulai dari pendidikan dan literasi Islam melalui madrasah dan majelis taklim, pembinaan rumah tangga Islami, pengelolaan zakat dan wakaf produktif, hingga rehabilitasi sosial bagi kelompok rentan seperti narapidana dan korban narkoba.

Pemerintah juga telah meluncurkan sejumlah program unggulan seperti:

Penguatan Moderasi Beragama,

Pelatihan Penyuluh Agama dan Dai Digital,

Pemberdayaan Ekonomi Masjid,

Revitalisasi Fungsi Masjid sebagai Pusat Pembinaan.

Penyuluh: Ujung Tombak di Masyarakat

Para penyuluh agama Islam menjadi ujung tombak pelaksanaan Bimas Islam di lapangan. Mereka tidak hanya memberikan ceramah atau kajian keagamaan, tetapi juga berperan sebagai konselor spiritual, pendidik moral, serta fasilitator pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dalam implementasinya, pendekatan partisipatif dan pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci efektivitas program. Penggunaan media sosial, podcast dakwah, serta kolaborasi multipihak semakin memperluas jangkauan pesan-pesan keagamaan yang moderat dan inklusif.

Inovasi Daerah: Dari Pesantren Ekonomi hingga Masjid Ramah Sosial

Di berbagai daerah, inovasi bimbingan masyarakat Islam telah berkembang pesat. Di Jawa Barat, misalnya, hadir Pesantren Ekonomi yang melatih santri menjadi wirausahawan. Di kota-kota besar, majelis taklim digital menjangkau jamaah melalui platform daring. Bahkan, beberapa masjid kini menyediakan layanan sosial seperti klinik kesehatan, beasiswa, dan dapur umum.

Tak hanya di dalam negeri, penyuluhan agama juga dilakukan di luar negeri bagi para pekerja migran, membuktikan komitmen negara dalam menjaga nilai keislaman lintas batas.

Membangun Umat, Merawat Bangsa

Bimas Islam bukan sekadar program pemerintah, melainkan gerakan kolektif untuk memperkuat fondasi spiritual dan sosial bangsa. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh sinergi antara pemerintah, tokoh agama, ormas Islam, dan masyarakat itu sendiri.

Dalam dunia yang terus berubah, Bimas Islam hadir sebagai jangkar nilai dan moral umat, menjaga agar arah kehidupan sosial tetap selaras dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.(Penulis Tyo Amelia Hasibuan Prodi Manajemen Dakwah UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *