Foto: Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar, Ustaz Afrizal Sofyan SPdI MAg
Aceh Besar -- Islam adalah agama yang menegakkan keadilan dan mengutuk segala bentuk kezaliman. Dalam ajarannya, Islam mewajibkan pemeluknya untuk berlaku adil dan secara tegas melarang perbuatan zalim.
Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar, Ustaz Afrizal Sofyan SPdI MAg menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Nurul Jadid Gampong Lampeuneuen, Kecamatan Darul Imarah, 13 September 2024 bertepatan dengan 9 Rabiul Awwal 1446 H.
Ustaz Afrizal menjelaskan, bahwa Islam melarang segala bentuk kezaliman. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW yang dengan tegas mencela serta melarang perbuatan zalim. Sebagaimana firman Allah SWT, “Ingatlah, laknat Allah ditimpakan atas orang-orang yang zalim” (QS. Hud: 18), dan “Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung” (QS. Al-An’am: 21).
Dalam hadis qudsi, Rasulullah SAW bersabda: “Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku mengharamkan kezaliman atas kalian. Maka janganlah kalian saling berbuat zalim’” (HR. Muslim no. 2577).
“Dalil-dalil ini datang dalam bentuk umum atau muthlaq, menunjukkan bahwa setiap bentuk kezaliman, kepada siapa pun, baik manusia maupun hewan, adalah terlarang,” tegasnya.
Ustaz Afrizal menguraikan lebih lanjut, bahwa perbuatan zalim membawa akibat buruk bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa akibat dari perbuatan zalim adalah, pertama, azab yang besar. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berbuat zalim, niscaya akan merasakan azab yang sangat besar” (QS. Al-Furqan: 19).
Kedua, laknat Allah. Orang zalim dijauhkan dari rahmat-Nya, sebagaimana firman-Nya: “Pada hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim, mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk” (QS. Ghafir: 52).
Ketiga, doa orang yang terzalimi. Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, kebangkrutan di akhirat. Nabi SAW bersabda: “Siapa yang pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya, hendaklah dia meminta maaf di dunia, sebelum datang hari ketika tidak bermanfaat dinar dan dirham” (HR. Bukhari).
Kelima, bencana dan malapetaka. Allah SWT berfirman: “Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena penduduknya zalim, sehingga bangunan-bangunan mereka runtuh” (QS. Al-Hajj: 45).
Menurut Ustaz Afrizal, apa pun yang melakukan kezaliman, baik terhadap Allah maupun sesama makhluk, sebenarnya menzalimi dirinya sendiri, sebagaimana Allah SWT berfirman: “Di antara hamba-Ku ada yang menzalimi dirinya sendiri” (QS. Fathir: 32).
“Jadi, wahai saudaraku, marilah kita menjauhi syirik dan segala bentuk kezaliman. Mari berusaha menjadi insan yang adil dalam setiap aspek kehidupan,” pungkasnya. (Sayed M. Husen)