Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

DOMINASI KADER DAYAH DI PILKADA ACEH 2024: MENGUATNYA PERAN ULAMA DALAM KEPEMIMPINAN POLITIK

Sabtu, 07 September 2024 | 09.28 WIB | 0 Views Last Updated 2024-09-08T01:51:19Z


Foto: Istimewa

Pilkada Aceh 2024 mencatat sejarah baru dalam perjalanan politik daerah ini. Salah satu fenomena yang paling mencolok adalah semakin banyaknya kader dayah yang mencalonkan diri di berbagai posisi strategis, dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Namun, yang membuat fenomena ini semakin menarik adalah fakta bahwa para kader dayah ini bukan hanya ulama yang kuat dalam ilmu agama, tetapi juga telah menempuh pendidikan formal hingga jenjang yang tinggi mulai dari sarjana, magister, bahkan doktor. Ini menunjukkan bagaimana mereka menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan ilmu modern untuk menciptakan kepemimpinan yang lebih holistik dan siap menghadapi tantangan zaman.


Al-Qur'an menekankan pentingnya ilmu dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan. Allah berfirman dalam Surah Al-Mujadila (58:11), "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat." Ayat ini menunjukkan bahwa pengetahuan, baik agama maupun ilmu dunia, merupakan elemen penting dalam kepemimpinan yang baik.


Hadis Nabi Muhammad SAW juga menggarisbawahi pentingnya ilmu dalam kepemimpinan. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Ilmu adalah cahaya, dan tidak ada cahaya tanpa ilmu." Ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang mendalam, baik dalam agama maupun dalam bidang-bidang lain, adalah dasar bagi kepemimpinan yang efektif.

Para ulama klasik juga sering membahas tentang integrasi ilmu agama dengan ilmu dunia dalam konteks kepemimpinan. Imam Al-Ghazali dalam karyanya "Ihya Ulumuddin" menekankan pentingnya pemimpin yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan agama dan keahlian duniawi untuk memastikan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Kalimat hikmah ini relevan dengan fenomena kader dayah yang memadukan ilmu agama dengan pendidikan formal modern untuk menciptakan kebijakan yang lebih komprehensif dan efektif.

Dalam konteks Aceh, hikayat Aceh juga mencerminkan pentingnya peran ulama dalam pemerintahan. Salah satu contoh klasik adalah kisah Sultan Iskandar Muda, yang dikenal sebagai penguasa yang bijaksana dan sangat memuliakan ulama. Dalam hikayat Aceh, Sultan Iskandar Muda terkenal karena kebijaksanaannya dalam mengintegrasikan ajaran Islam dengan pemerintahan, serta memberikan tempat yang signifikan bagi ulama dalam urusan pemerintahan.


Sultan Iskandar Muda tidak hanya berpegang pada ajaran agama dalam kepemimpinannya, tetapi juga memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan dari berbagai bidang untuk memajukan Aceh. Ini mencerminkan prinsip bahwa integrasi antara ilmu agama dan ilmu dunia merupakan aspek penting dari kepemimpinan yang sukses.

 

Kebangkitan Kader Dayah: Perpaduan Ilmu Tradisional dan Modern

Kader dayah yang maju dalam Pilkada Aceh 2024 menunjukkan kemajuan signifikan dalam dunia politik, menggabungkan pengetahuan agama tradisional dengan pendidikan formal modern. Ini bukan sekadar fenomena simbolis, tetapi refleksi nyata dari perubahan cara pandang dalam politik lokal.


Kader dayah yang maju dalam Pilkada Aceh 2024 tidak lagi sebatas ulama yang berbekal pengetahuan agama dari dayah. Mereka juga merupakan Ulama dan akademisi yang telah menempuh pendidikan formal di berbagai universitas ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa di antaranya bahkan telah meraih gelar doktor di bidang-bidang seperti ekonomi, hukum, pendidikan, dan studi Islam. Dengan latar belakang pendidikan yang begitu beragam, mereka hadir membawa visi dan misi yang lebih luas, menggabungkan pemahaman mendalam tentang agama dengan kemampuan analitis dan manajerial yang diperoleh dari pendidikan formal.


Perpaduan ini memungkinkan kader dayah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip agama dengan kebijakan publik yang lebih pragmatis dan berbasis data. Mereka mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya berlandaskan pada ajaran agama tetapi juga memenuhi tuntutan dan tantangan kontemporer. Misalnya, dalam menangani isu-isu ekonomi, kader dayah ini dapat mengusulkan kebijakan yang berlandaskan pada prinsip ekonomi syariah sambil mempertimbangkan dinamika pasar global dan kebutuhan masyarakat lokal


Contoh konkret dari perpaduan ini terlihat dalam sejumlah inisiatif yang diusulkan oleh para kader dayah. Misalnya, beberapa di antaranya telah mengembangkan program-program pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum agama dengan teknologi modern, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri agar lebih siap menghadapi tantangan abad ke-21. Di bidang ekonomi, mereka mengusulkan model-model bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah tetapi tetap kompetitif dalam pasar global.


Selain itu, kader dayah ini juga terlibat dalam reformasi hukum dengan membawa perspektif keagamaan yang mendalam ke dalam diskusi tentang hukum dan hak asasi manusia. Ini termasuk upaya untuk menyeimbangkan antara perlindungan hak-hak individu dan kepatuhan terhadap norma-norma agama, yang sering kali menjadi topik sensitif dan kompleks dalam konteks Aceh.

Ini adalah perpaduan yang jarang ditemukan, di mana seseorang tidak hanya paham akan prinsip-prinsip keagamaan, tetapi juga mengerti bagaimana menerapkannya dalam kebijakan publik yang efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Kader-kader ini mampu berbicara dengan lancar tentang syariah dan ekonomi global, tentang hukum Islam dan hak asasi manusia, tentang pendidikan tradisional dan inovasi teknologi.

Kebangkitan kader dayah di Pilkada Aceh 2024 adalah contoh yang mencerminkan bagaimana integrasi antara ilmu tradisional dan modern dapat menciptakan model kepemimpinan yang holistik. Dengan kombinasi pengetahuan agama yang mendalam dan pendidikan formal yang luas, mereka menawarkan pendekatan yang inovatif untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Perpaduan ini tidak hanya memperkaya perspektif kepemimpinan mereka, tetapi juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai tradisional dapat bersinergi dengan kebutuhan masyarakat modern, membawa solusi yang relevan dan efektif dalam pemerintahan.

Mengapa Kader Dayah Meningkatkan Pengaruhnya?

Pengaruh kader dayah dalam Pilkada Aceh 2024 meningkat bukan tanpa alasan. Masyarakat Aceh yang religius melihat dalam diri mereka sosok pemimpin yang dapat memadukan nilai-nilai Islam dengan tuntutan zaman. Dalam situasi di mana banyak masyarakat merasa kecewa dengan kepemimpinan yang tidak selalu mencerminkan kejujuran dan moralitas tinggi, kehadiran kader dayah menjadi jawaban atas kerinduan akan pemimpin yang dapat menjadi teladan, baik dalam kehidupan spiritual maupun profesional.

Lebih dari itu, para kader dayah ini juga menawarkan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi Aceh, seperti pengangguran, kemiskinan, dan pendidikan. Mereka mengusung program-program yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan manusia secara menyeluruh—memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya meningkatkan kesejahteraan materi, tetapi juga memperkuat moralitas dan karakter bangsa.

Tantangan yang Dihadapi Kader Dayah

Meski begitu, jalan yang harus dilalui oleh kader dayah ini tidaklah mudah. Mereka harus mampu membuktikan bahwa perpaduan ilmu agama dan pendidikan formal dapat menghasilkan kepemimpinan yang efektif dan efisien. Tantangan terbesar mereka adalah bagaimana tetap memegang teguh prinsip-prinsip moral di tengah godaan kekuasaan, serta bagaimana menjaga kepercayaan masyarakat sambil tetap beradaptasi dengan kompleksitas politik modern.

Selain itu, mereka juga perlu menunjukkan bahwa mereka mampu menjawab isu-isu kontemporer yang sering kali memerlukan pendekatan yang lebih pragmatis dan teknis, tanpa mengorbankan nilai-nilai agama yang mereka junjung tinggi. Keberhasilan mereka dalam menghadapi tantangan ini akan menentukan apakah dominasi kader dayah ini akan membawa perubahan positif yang berkelanjutan atau hanya menjadi fenomena sementara.

Intisari

Dominasi kader dayah di Pilkada Aceh 2024 adalah refleksi dari integrasi antara nilai-nilai tradisional dan kebutuhan modern dalam kepemimpinan. Dengan memadukan pengetahuan agama yang mendalam dengan pendidikan formal yang tinggi, kader dayah menawarkan model kepemimpinan yang holistik. Hal ini sejalan dengan ajaran Al-Qur'an dan hadis, yang menekankan pentingnya ilmu dalam kepemimpinan, serta kalam hikmah ulama dan hikayat Aceh yang menggambarkan bagaimana integrasi antara pengetahuan agama dan ilmu dunia dapat menciptakan kepemimpinan yang adil dan efektif. Dominasi kader dayah di Pilkada Aceh 2024 ini tidak hanya mencerminkan kebangkitan ulama dalam politik, tetapi juga transformasi peran mereka dalam masyarakat modern. Dengan kombinasi pengetahuan agama yang kuat dan pendidikan formal yang tinggi, kader-kader ini menawarkan model kepemimpinan yang holistik, yang menggabungkan moralitas dengan profesionalisme. Pilkada ini akan menjadi ujian sejauh mana mereka bisa mengubah wajah politik Aceh dan membawa daerah ini ke arah yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera. Jika berhasil, mereka tidak hanya akan mengukir sejarah baru bagi Aceh, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.

Oleh : Saiful Bahri (Elbahry Spn Aceh) Dosen UNISAI Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh

×
Berita Terbaru Update