Foto: Peserta Menulis Cerpen dan Puisi Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh
Aceh Besar--Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh mengadakan Kelas Sastra Nusantara berupa kegiatan Pelatihan Menulis Cerpen dan Puisi dengan tema "Sastra Hijau" bagi siswa MA dan MTs Baitul Arqam Sibreh. Pelatihan ini diikuti oleh lebih dari 50 siswa dan berlangsung di musala dan aula sekolah tersebut, Sabtu (31/8/2024).
Penanggung jawab program, Rahmat Aulia, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan siswa dalam bidang penulisan cerpen dan puisi sekaligus untuk memperkenalkan sastra sebagai salah satu bidang ilmu yang bermanfaat bagi siswa untuk mengasah empati, rasa, dan karsa serta menghasilkan karya-karya yang menggugah dan mengajak pada kebaikan. Selain Rahmat, tim dari Forum Lingkar Pena juga terdiri dari 4 personel lainnya, yaitu Saiful Hadi, Syarifah Aini, Fardelyn Hacky, dan Ihan Nurdin.
Seiring dengan semakin tingginya perhatian pemerintah terhadap kesusastraan Indonesia, Badan Bahasa Pusat memberikan bantuan pemerintah (banpen) bagi organisasi dan lembaga yang bergiat di kesusastraan. Badan Pimpinan Pusat (BPP) FLP adalah salah satu organisasi kepenulisan yang terpilih sebagai organisasi yang melaksanakan pelatihan sastra dengan nama program Kelas Sastra Nusantara. Program ini dilaksanakan di 8 provinsi Indonesia, salah satunya di Provinsi Aceh. Tahun ini adalah kesempatan pertama bagi Provinsi Aceh untuk melaksanakan KSN dan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Baitul Arqam Sibreh, Aceh Besar.
"Jadi, melalui KSN ini, ada dua ilmu yang sekaligus bisa diperoleh siswa, yakni teknik menulis cerpen dan puisi. Para siswa juga praktik langsung untuk membuat cerpen dan puisi serta diarahkan mengikuti lomba dengan tema Sastra Hijau yang akan diadakan setelah pelatihan ini," kata Rahmat.
Pelatihan ini menghadirkan Ferhat Muchtar, selaku narasumber menulis cerpen dan Riza Rahmi, sebagai narasumber menulis puisi. Keduanya sudah menjadi penulis sejak tahun 2001 dan menulis beberapa buku, baik solo maupun antologi, serta karyanya telah dipublikasikan di banyak media.
Dalam paparannya Ferhat dan Riza menjelaskan, dengan belajar tekniknya dan giat berlatih, siapa pun bisa menulis karya sastra dan memublikasikan ke media-media arus utama ataupun blog pribadi. Tak lupa kedua narasumber memberikan motivasi-motivasi menulis sastra lainnya, seperti menyuarakan kebenaran dan terhubung dengan orang-orang yang membaca karya penulis.
Secara teknis, Ferhat dan Riza memaparkan teknik-teknik dasar dalam menulis cerpen dan puisi. Pada cerpen ada unsur-unsur intrinsik dalam sebuah yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, hingga gaya bahasa. Pada dasarnya, meskipun cerpen merupakan salah satu genre sastra yang ditulis dengan ringkas, tetapi ia sering digunakan sebagai "alat" untuk menyuarakan berbagai realitas kehidupan dan ketimpangan sosial melalui amanat yang terselip di dalamnya.
Sementara dalam puisi, Riza secara teknis mencontohkan puisi-puisi lama dan kontemporer yang bisa dimaknai oleh setiap individu secara berbeda.
"Proses menulis puisi adalah perjalanan yang unik bagi setiap individu. Tidak ada rumus yang pasti untuk menciptakan puisi yang baik. Yang penting adalah berani mengeksplorasi diri sendiri dan dunia di sekitar kita," kata Riza sebagai pengingat.
Mengutip dari Kuntowijoyo, Ferhat mengatakan, syarat menulis itu ada tiga, yakni menulis, menulis, dan menulis. Menulis cerpen juga akan mengasah empati sosial dan kreativitas seseorang.
Pelatihan ini diakhiri dengan foto bersama dan pengumuman lomba menulis cerpen dan puisi yang merupakan rangkaian kegiatan KSN di 8 provinsi Indonesia. Panitia dari FLP akan menyediakan hadiah menarik untuk para pemenang lomba yang juga langsung dinilai oleh S. Gegge Mappangewa, ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP.[]