Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Setiap Manusia Memiliki Tanggung Jawab Cegah Kemaksiatan

Selasa, 27 Agustus 2024 | 19.41 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-28T02:41:25Z

Foto: Pimpinan LPI Al Anshar Kayee Lee, Kecamatan Ingin Jaya, Tgk. Akmal Abzal SHI

Aceh Besar
-- Setiap manusia memiliki tanggung jawab langsung untuk mencegah kemaksiatan, kejahatan, dan pelanggaran. Kita tidak dibenarkan menjadi penonton, apalagi menikmati kemaksiatan yang terjadi di depan mata. Sebab Islam menganjurkan pemeluknya saling mengingatkan, mendidik, mencegah, hingga membenci kemaksiatan yang ada.


Pimpinan LPI Al Anshar Kayee Lee, Kecamatan Ingin Jaya, Tgk. Akmal Abzal SHI menyampaikan hal itu dalam khutbah di Masjid Jami' Al-Ittihadiyyah, Kemukiman Lamreung, Kecamatan Darul Imarah, 23 Agustus 2024 bertepatan dengan 18 Shafar 1446 H.


Tgk. Akmal menjelaskan, sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan berbagai unsur, potensi kemaksiatan dan dosa sangat mudah terjadi di sekitarnya, baik di rumah, kantor, kafe, warung kopi, tempat-tempat umum, bahkan di tempat ibadah sekalipun. 


“Oleh karena itu, dakwahkan kebenaran dan kebajikan dengan penuh hikmah agar para pelaku pelanggaran dapat terketuk hidayahnya. Sampaikan pesan Allah bahwa ada pahala bagi ketaatan dan konsekuensi logis atas keburukan dalam hidup mereka,” tegasnya.


Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka (maksiat) benar-benar berada dalam neraka.” (QS. Infithar: 13)


Tgk. Akmal menjelaskan, bahwa berdakwahlah dari diri sendiri untuk negeri Aceh tercinta. Jangan menjadi penonton atas kemaksiatan yang terjadi, karena menoleransi perbuatan dosa orang lain akan berdampak pada murka Sang Penguasa alam.


Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 124)


“Setiap insan yang berakal dan sehat jasmani mendapat perintah untuk menjalankan misi Ilahi, yaitu menyebarkan kebajikan dan kebenaran, serta menghentikan kemaksiatan di setiap ruang dan waktu,” tegas Tgk. Akmal.


Menjadi orang yang baik dan benar tentu disenangi oleh banyak orang. Namun, ketika kebajikan dan kebenaran itu disampaikan, seringkali kesenangan berganti amarah, dan rasa sayang bertukar menjadi kebencian serta permusuhan.


“Gambaran ini juga terjadi pada perjuangan Rasulullah SAW saat mendakwahkan dinul Islam  di Jazirah Arab. Rasulullah SAW dipuji dan digelari Al-Amin sebagai bentuk rasa kagum terhadap akhlak mulia dan kejujurannya,” ungkap Tgk. Akmal. 


Namun, pujian itu berubah menjadi permusuhan ketika Rasulullah SAW mulai menyampaikan dakwah kebenaran tauhid, menafikan kemusyrikan, dan mengajarkan kejujuran serta kebaikan yang islami.


Tgk. Akmal menambahkan, hak adalah hak dan batil adalah batil. Yang haram tidak boleh dicampuradukkan dengan yang halal, begitu pula sebaliknya. Misi dakwah Rasulullah SAW yang penuh dengan risiko inilah yang menjadi cikal bakal permusuhan dan kebencian. 


“Namun, dengan izin Allah SWT, fase sulit tersebut berhasil beliau lewati hingga Islam tetap langgeng dan diwariskan kepada umat manusia hingga hari ini,” tegasnya.


Meskipun kita telah lama berpisah dengan Rasulullah SAW sebagai pembawa misi suci, dakwah harus terus digalakkan dalam dinamika apa pun. Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar harus menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri, karena Islam adalah agama dakwah untuk semesta. 


“Rasulullah SAW dengan tegas mengamanahkan kepada kita untuk menyebarkan kebenaran dan kebajikan, meskipun hanya sebesar zarrah sekalipun. Dakwah bertujuan untuk mengajak umat agar tetap berada di jalan hidayah atau siratal mustaqim, serta beraktivitas sesuai dengan tuntunan ajaran agama,” pungkas Tgk. Akmal. (Sayed M. Husen)

×
Berita Terbaru Update