Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menanti Gebrakan Sang Panglima

Jumat, 19 Juli 2024 | 04.12 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-19T11:12:00Z

 

Foto: Yusuf Zulkifli ( Ketua Aceh Maju Community)

Politik Aceh terus menghangat beberapa pekan ini, beberapa gerakan politik telah mulai menggeliat, diplomasi para elit antara daerah dan Jakarta pun terus menguat.


Kandidat yang akan berkompetisi juga mulai mengarah ke dua sosok, yang pertama sudah dipastikan akan maju adalah Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab dengan panggilan Mualem.


Sementara sosok satu laginya adalah Pj Gubernur Aceh saat ini, Bustami Hamzah, meskipun belum mendeklarasikan diri maju, namun gerakan-gerakan politik ke Aceh 1 telah terlihat dari beberapa pemberitaan media massa dan juga baliho-baliho yang terpasang.


Bahkan selama beberapa pekan ini pembicaraan di para kalangan aktivis dan tokoh-tokoh politik sudah mengarah ke Bustami Hamzah. Apakah Bustami Hamzah sudah mendapat "restu pusat" untuk maju?


Benar atau tidaknya hal itu akan terlihat beberapa minggu depan, apakah partai-partai dari koalisi pemenang Pilpres kemarin akan merapat ke Bustami atau tidak.


Terlepas dari itu semua, yang sedikit mulai tergoyahkan adalah posisi Muzakir Manaf yang pada awalnya menjadi kandidat terkuat, namun dengan belum adanya dukungan resmi dari Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Terpilih Prabowo Subianto menjadikan posisi Mualem sedikit mulai tergoyahkan untuk dapat memenangkan Pilgub dengan mudah.


Belajar dari pengalaman Pilkada-pilkada sebelumnya, unggul secara popularitas, elektabilitas dan mesin partai saja tidak cukup menjamin untuk dapat memenangkan Pilkada di Aceh.


Ada banyak tantangan lain yang harus dihadapi, seperti aspek dinamika politik di Aceh dan Jakarta, peran para elit yang berkuasa di nasional, serta koalisi yang akan sangat mempengaruhi hasil akhir pilkada.


Hal ini harus menjadi perhatian penuh bagi tim Mualem, salah mengambil keputusan atau terlambat membangun diplomasi maka akan sangat berdampak besar bagi proses kemenangan Mualem, apalagi jika Pilkada kali ini menjadi pertarungan terakhirnya.


Muzakir Manaf harus dapat memastikan dukungan para pemenang Pilpres kemarin, jika pintu itu tertutup maka harus ada upaya-upaya untuk mendobrak hal itu, jika ingin menang secara mudah di Pilgub.


Mendobrak pintu tersebut tidak lain adalah dengan membangun diplomasi politik yang elegan, diplomasi tidak akan terbangun jika tidak ada garansi diberikan sebagai modal kepercayaan.


Strategi yang bisa dimainkan adalah dengan membangun koalisi antara kekuatan daerah dan pusat. Muzakir Manaf bisa memberikan opsional bagi kekuatan di pusat untuk menempatkan sosok yang bisa menjadi penghubung sebagai calon wakil gubernurnya, sehingga sosok cawagub yang berpasangan dengan Mualem bisa menjadi jalan tengah bagi partai koalisi di pusat untuk memberikan dukungannya terhadap pasangan ini.


Tentunya sosok cawagub tersebut adalah sosok netral yang dapat diterima di kalangan koalisi pusat, dari beberapa nama yang muncul yang bisa menjadi alternatif bagi Muzakir Manaf seperti Wakil Menteri Informasi dan Komunikasi Nezar Patria, Komisaris Utama Pertamina Training & Consulting Amir Faisal dan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.


Ketiganya merupakan tokoh Aceh yang telah berkarir di nasional dan diketahui dekat dengan koalisi pemenang Pilpres kemarin, ketiganya juga dinilai mampu untuk melakukan konsolidasi politik di tingkat nasional.


Namun yang jadi pertanyaannya apakah ketiganya bersedia untuk pulang ke Aceh sebagai Cawagub, apalagi ketiganya saat ini mempunya kans besar untuk menjadi wakil menteri di kabinet ke depan, seperti Nezar Patria yang diisukan menjadi Wakil Menteri Sekretaris Negara, Amir Faisal Wakil Menteri BUMN dan Teuku Riefky Harsya Wakil Menteri Luar Negeri. 


Proses Pilgub di Aceh dapat dipastikan akan seirama dengan Pilpres kemarin, bukan hanya calon presiden tapi calon wakil presiden juga memainkan peran yang sangat penting dalam kemenangan. 


Analisa dan kebutuhan politik di tataran elit dan arus bawah harus benar-benar diperhatikan untuk menentukan calon wakil gubernur, karena politik dalam berdemokrasi tidak dapat dimenangkan dengan hanya mengandalkan sekelompok pihak, kolaborasi adalah kuncinya, kemenangan Jokowi dan Prabowo di Pilpres kemarin telah menjawab hal itu.

Yusuf Zulkifli ( Ketua Aceh Maju  Community)

×
Berita Terbaru Update